Teknik
Pemanjatan
Dalam
melakukan pemanjatan harus memperhatikan Management pemanjatan, antara lain :
1. Orientasi
Medan ( pengamatan medan )
Dilakukan dengan pengamatan
biasa ( dengan mata ) bisa juga
dengan teropong,sehingga
dapat menentukan peralatan yang dibawa.
2. Penentuan
personil
·
Leader
Adalah orang
pertama yang naik tebing dan membuat jalur pemanjatan.
·
Belay
Adalah orang yang
bertugas membeak
up orang yang sedang melakukan pemanjatan apabila pemanjat terjatuh baik dari atas maupun dari bawah tebing.
·
Cleaning
Adalah pemanjat
terakhir yang sekaligus membersihkan jalur pemanjatan (melepas pengaman sisip)
3. Persiapkan
peralatan
Yaitu mempersiapkan
peralatan yang dibawa oleh seorang pemanjat baik leader maupun second man /
belayer, dan setiap alat yang akan di bawa menggunakan satu carabiner dan seluruh personil harus memenuhi peralatan wajib sebelum melakukan pemanjatan.
4. Persiapan
Pemanjatan
Mengecek ulang kelengkapan
peralatan dan safety pemanjatan.
5. Pemanjatan
Pemanjatan
dilakukan dengan system pemanjatan Artifisal, dan
sport
dan
komunikasi yang digunakan
Adapun
komunikasi ketika sedang melakukan pemanjatan.
·
Leader : Belay
on “ ( belayer siap )
·
Belayer : “ on
belay” ( belayer telah siap )
·
Leader : “pull”
( kencangkan )
·
Leader : “slack”
( kendurkan )
·
Leader : “Rock”
( batu/benda jatuh )
·
Leader : “off
belay”( posisi leader aman,tidak perlu di belay)
·
Belay : “ belay
off”
6. Cleaner
Sambil melakukan pemanjatan orang terakhir melepas satu per satu
pengaman pada jalur.
7. Repling
( turun tebing )
Adalah kegiatan menuruni tebing mengunakan
figure of 8 melalui
single rope atau double rope.
8. Activities
in ground camp
·
Evaluasi kegiatan pemanjatan dari awal
·
Orientasi Medan ( ormed ) jalur pemanjatan
dan check list alat yang digunakan
·
Melepas kembali peralatan yang telah di set
(reset)
9. TOPO
TOPO
adalah gambar yang menjelaskan segala sesuatu tentang
kegiatan
pemanjatan seperti halnya peta topografi.TOPO berguna
jika
suatu TIM mengadakan presentasi atau untuk disimpan
sebagai arsip jika suatu saat akan mengadakan pemanjatan pada lokasi yang
sama.
Teknik Belay
a. Belay
Belay yaitu suatu kegiatan yang di
lakukan oleh seorang blayer agar apabila pemanjat jatuh tidak langsung ke
ground karena telah terkait antara pemanjat pengaman serta blayer.
b. Hanging
Belay
Hanging
belay adalah salah satu cara membelay apabila dalam pemanjatan itu diadakan
pitch (tempat beristirahat sementara sebelum top) dimana seseorang membelay
pada daerah ketinggian bukan di ground lagi.
Sistem Pemanjatan
Sistem pemanjatan yang digunakan ada dua yaitu;
1.
Alpine
style
System ini mewajibkan /
mengharuskan setiap anggota tim untuk mencapai puncak. sistem ini lebih cepat karena para pemanjat
tidak harus kembali ke flying camp karena seluruh peralatan dibawa oleh
anggota tim yang sedang melakukan pemanjatan.
2.
Himalayan Style
Sistem
pemanjatan ini sangat lama karena harus menggunakan beberapa flying camp ( pitch ) pada jalur. Keberhasilan dari satu orang dari tim
dianggap sebagai keberhasilan tim.
Sistem ini banyak digunakan pada pemanjatan di pegunungan Himalaya sehingga
disebut Himalayan Style.
Teknik Pemanjatan
Teknik
pemanjatan ini dibagi menjadi dua macam :
1.
Free
Climbing
Pemanjatan tanpa pengaman atau dengan
peralatan penuh (chock, piton, friend, dll) tetapi hanya digunakan
sebagai pengaman bukan sebagai penambahan ketinggian pemanjatan.
2.
Artifical
Climbing
Pemanjatan dengan peralatan penuh ( Chock,
Piton, Friend ,Hand Drill, bolt, Hamer, dll ) dan digunakan untuk
membantu menambah ketinggian pemanjat.
Peralatan Pemanjatan
Peralatan
dalam Rock Climbing yang digunakan antara lain :
1.
Tali
Cernmantel
Dinamis
Adalah tali yang
didalamnya ada carn dan dibungkus dengan mantel. Tali ini mempunyai tingkat
kelenturan sampai dengan 15% dari beban yang diberikan.
2.
Harnest
Adalah alat bantu yang digunakan untuk
mengikat tubuh dan dipasang di Pinggang dan paha.
3.
Carabiner Ovale Srew
Adalah alat
pengaman yang berbentuk ovale dapat dikunci dengan srew ditengahnya biasanya
digunakan sebagai pengaman yang dihubungkan dari pengaman sisip ke tali tubuh.
4.
Carabiner Delta
Srew
Adalah alat
pengaman yang berbentuk delta yang dapat dikunci dengan screw ditengahnya yang
digunkanan dengan figure of 8 yang
berfungsi untuk membilay dan rappling.
5.
Carabiner Ovale Non srew
Adalah alat
pengaman yang berbentuk ovale yang tidak dapat dikunci karena tidak mempunyai
srew ditengahnya biasanya sebagi tempat penempatan sling, prusik dan carabiner
agar mudah diambil ketika pemanjatan.
6.
Carabiner Spirt/Snap
Adalah alat
pengaman yang berbentuk delta yang tidak dapat dikunci karena tidak
terdapat srew ditengahnya biasanya
sebagi pengaman yang digunakan pada cowstail dan ranner.
7.
Chock
Berfungsi sebagai
pengaman sisip pada celah bebatuan atau lubang batu. Chok dibedakan menjadi
dua:
·
Stopper
Terbuat dari baja dan
berbentuk limas yang membesar pada salah satu ujungnya.
·
Hexantric
Terbuat dari baja
yang berbentuk segi anam memanjang.
8.
Friend
Pengaman sisip
yang cara kerjanya ialah kepingan pada friend akan menekan keluar jika dalam keadaan terjepit dan terkena beban.
Friend ada dua
jenis yaitu :
·
Friend Flaksibel
Adalah yang
memiliki tangkai yang flaksibel yang biasanya tebuat dari sling baja pada
tangkainya atau tuasnya.
·
Friend Non
Flasibel
Friend ini pada tangkainya tebuat dari alumunium
yang keras dan kaku dan tidak lentur.
9.
Piton
Berfungsi sebagai
pengaman sisip yang pemakainanya denan memasukan pada celah/cacat batuan tebing
dengan bantuan hammer. Piton dibedakan menjadi tiga yaitu;
·
Blade
Adalah pengaman
sisip yang terbuat dari baja tipis yang
biasanya disalah satu ujungnya menirus dan satu unujgnya lagi mepunyai lope
·
Trhe Angle
Adalah pengaman sisip yang berbentuk
segitiga yang mempunyai lope di satu ujungnya dan biasanya dipakai pada krek/rekahan batu.
·
Lost Row
Adalah pengaman
sisip yang terbuat dari baja yang biasanya disalah satu ujungnya menirus dan
satu unujgnya lagi membunyai lope.
10.
Hammer
Berfungsi
untuk membantu memasang atau melepas
pengaman terutama
piton.
11.
Webbing
Adalah alat bantu
yang digunakan untuk pembuatan sling, memperpanjang runner, tali transfer atau
pembuatan harnes
12.
Figure
Adalah alat bantu
untuk turun (rappling) yang berbentuk seperti angka delapan dengan menggunakan tali atau rapellin.
13.
Chalk Bag
Berfungsi sebagi
tempat Magnesium
( MG) yang biasanya diletakan dibelakang badan
pemanjat dengan
cara diikat.
14.
Prusik
Adalah
carnmantel yang bediameter kecil yang di sambung dengan simpul yang berfungsi sebagai tali pengaman yang
dipasang pada pengaman isip atau dapat digunakan sebagai cowstail.
15.
Sling
Adalah webbing yang
disambung dengan simpul yang berfungsi sebagai tali pengaman yang dipasang pada
pengan sisip.
16.
Rompi
Adalah alat bantu
yang dipasang pada bahu/badan dan berfungsi sebagai
alat peletakan alat-alat pemanjatan yang terdapat banyak lope/lubang gantungan.
17.
Sepatu Panjat
Adalah alat
bantu yang berfungsi untuk melindungi
kaki dan mempermudah ketika pemanjatan,
sepatu ini berukuran lebih kecil dari ukuran kaki kita.
18.
Sky Hook
Adalah alat
pengaman yang berfungsi sebagai pengaman sementara untuk beristirahat
dilintasan yang dipasang pada harness bagian depan.
19.
Runner
Adalah pengaman
yang terdiri dari carabiner spirit dan hairlope ditengahnya berfungsi
sebagai pengaman yang dipasang pada ancor yang telah tertanam pada lintsan
pemanjatan,biasanya
digunakanuntuk pemanjatan sport
20.
Helm
Alat bantu untuk melindungi kepala dari reruntuhan tebing atau
jatuan batu
21.
Choker
Berfungsi sebagai
alat bantu untuk pembuka pengaman chock stopper,hexsa, dan
piton
22.
Jummar
Adalah alat bantu
untuk naik (asscanding), yang dapat digunaka sebagai rescue ketika pemanjat kesulitan
untuk menaiki tebing.
23.
Croll Basic
Adalah alat bantu
untuk naik (asscanding), yang dapat digunaka sebagai
rescue ketika pemanjat kesulitan untuk menaiki tebing.
24.
Pulley
Adalah alat bantu yang terdapat roda
ditengahnya yang biasa digunakan
untuk
transfer dengan menggunakan carnmantel dan rescue.
Tali-Temali
Tali
yang digunakan dalam kegiatan Rock climbing adalah jenis carnmantel dinamis.
Adapun etika penggunaan tali adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan
tali harus sesuai fungsinya.
2. Jangan
menginjak tali, ataupun memberi beban pada saat disimpan, juga jangan membawa
tali dengan diseret.
3.Memberikan
alas pada tali saat penggunaan dilapangan, hindarilah dari pengikisan dan
simpan pada posisi tergantung, pada saat tali tidak dipergunakan.
4.Jauhkan
tali dari sumber panas dan usahakan kondisi tetap dalam keadaan kering.
5. Selalu
periksa tali, terutama pada saat terjadi musibah kecelakaan dengan tali
tersebut atau beberapa kali setelah latihan.
Pengetahuan Tentang Simpul
Pada dasarnya banyak sekali simpul yang ada,
namun yang sering digunakan
dalam kegiatan Rock Climbing diantaranya
adalah:
2.7.1.1 Simpul hidup /
pita
Digunakan
untuk mengikat tali pada tiang. Juga biasa digunakan untuk menyambung webbing.
2.7.1.2 Simpul nelayan
(fisherman)
Digunakan untuk mengikat dua utas tali yang sama
besar dan sebagai beak up.
2.7.1.3 Simpul pangkal
Digunakan untuk mengikat tali
ada tiang. Juga bisa digunakan sebagai tambatan.
2.7.1.4 Simpul jangkar
Berfungsi untuk memasang prusik / sling pada pengaman yang telah
terpasang, untuk penambatan pada anchor (lubag tembus, pohon / akar, piton,
chock, dll).
2.7.1.5 Simpul delapan
Sering digunakan dalam panjat tebing, karena aman, mudah dibuat dan
dibuka.
2.7.1.6 Simpul prusik
Berfungsi untuk ascending jika tidak ada jumar, bersifat menjepit
tali utama bila mendapat tekanan dan mudah dibuka jika tidak mendapat tekanan.
2.7.1.7 Simpul sembilan
Categories:
MATERI SHC