Thank's buat Marita Afiandika yang udah mau berbagi pengalamannya mengenani DIKSARLAM atau pelantikan anggota muda.
Sabtu, 22 September 2012
Hari Sabtu tanggal 22 September 2012 aku pulang sekolah pukul 13.15 WIB. Aku, Putwi, dan Vero langsung ke basecamp SHC (Stembayo Hiking Club). Di basecamp udah ramai dipenuhi temen – temen yang baru packing. Di dalem basecamp banyak tas carrier. Aku sama Putwi naruh tas di basecamp langsung ke masjid buat sholat dzuhur. Habis sholat aku sama Putwi bongkar tas carrier. Aku ulangi packing dari awal soalnya belum semua barang ke packing. Pukul 2 kurang dikit aku ngajak Ninda tak suruh nganter ke toko Gembira soalnya aku lupa nggak bawa peralatan mandi. Aku lari dari basecamp SHC ke toko Gembira dengan memakai sandal biruku. Dari jalan suara peluit tanda Pramuka segera dimulai terdengar. Aku lari menuju basecamp. Sampai basecamp aku langsung packing lagi. Di saat packing Mbak Maryam dateng dan nanyain udah lengkap semua belum, aku jawab aku belum soale nggak bawa jas hujan cuma bawa mantol spiderman. Sebelum aku ikut latihan Pramuka aku nitip Mbak Meri tak suruh beliin mantol.
Sekitar pukul 16.00 lebih aku, Putwi, dan Vero ngabur dari upacara penutupan Pramuka. Kami bertiga pergi ke kantin soalnya Vero dari pagi belum makan, kasihan deh Vero. Di kantin kami bertiga pesen nasi sayur. Habis makan kami ke basecamp. Aku ngajak Putwi sholat azar habis itu kami ganti baju dan cuci muka. Setelah itu aku bongkar carier ku lagi. Aku packing dari awal lagi soalnya mantol yang dibeliin Mbak Meri belum tak masukin carrier. Selesai packing aku pake jaket dan ganti sepatu. Aku pakai jaket warna hitam. Sepatu yang kupakai warna putih dan ada warna pinknya juga, unyu kok! Hehehe... Setelah itu aku gendong carrierku (maksudnya carrier pinjeman) menuju depan auditorium SMK N 2 Depok. Sebelum upacara pembukaan dimulai tepatnya pukul 17.15 kami melakukan warming up. Kami lari dari depan audit ke arah selatan menuju parkiran lalu belok ke utara menuju jalan ke showroom dan akhirnya kembali ke depan audit lagi. Kami membentuk lingkaran. Pukul 17.25 upacara pembukaan pun dimulai. Upacara dibuka dengan sambutan Pak Totok dilanjutkan sambutan Pak Kijo dan doa dari Ibu Habibah. Sebelum upacara pembukaan ditutup, kami semua disuruh makan gula jawa yang telah didoakan oleh Ibu Habibah. Kami semua menggigit gula jawa, gula jawa memutar dan sampailah ke tanganku dan akulah orang terakhir yang memakan gula jawa itu. Pukul 17.45 upacara pembukaan selesai. Habis itu bagi yang beragama Islam dipersilakan untuk sholat Maghrib dan sekaligus menjamak sholat isyak. Sambil menunggu teman – teman yang sholat, aku dan temen – temen lain yang nggak sholat memasukkan carrier ke dalam bus.
Pukul 18.08 aku masuk ke bus. Aku memilih tempat di belakang pak sopir. Aku, Putwi, dan Vero duduk bertiga. Aku duduk di dekat jendela, Putwi di tengah, Vero disebelahnya Vero. Sebelum berangkat kami berdoa terlebih dahulu. Habis berdoa Mas Imron mengabsen para peserta. Setelah semua peserta lengkap kami pun berangkat menuju Dusun Wekas. Bus berangkat pada pukul 18.27 WIB. Bus berjalan keluar dari area sekolah menuju Jalan Gejayan. Edi yang udah PW duduk diatas carrier harus berpindah tempat karena digusur Mas Daniel (Mas Authis) soale Mas Authis jadi pemandu jalannya pak sopir. Terpaksa Edi duduk di atas kursi. Sabar ya Ed! Semua pasti ada hikmahnya (lho?)
Bus berjalan ke arah utara menyusuri Jalan Gejayan yang malam itu cukup ramai. Sampai di perempatan Gejayan (Jalan Ring road utara) bus berbelok ke kiri ke arah barat pada pukul 18.30. Pukul 18.39 bus melewati perempatan Kentungan. Habis itu bus lewat depan Monjali (Monumen Jogja Kembali) menuju Jalan Magelang. Bus berbelok ke utara ke arah terminal Jombor. Bus terus berjalan ke arah utara. Di sepanjang Jalan Magelang, banyak kendaraan yang hilir mudik. Malam itu bintang belum tampak, aku berharap semoga nggak mendung. Pukul 19.13 kami sampai di Tugu Ireng yang bertuliskan “Selamat Datang di Jawa Tengah”. Sepanjang perjalanan kami mengobrol. Tahu – tahu Edi udah tidur nyenyak. Pukul 19.26 bus melewati Pasar Muntilan dan pukul 19.39 kami sampai di Magelang. Aku pindah tempat duduk di samping bawah kursinya pak sopir. Di jalan pak sopir memutarkan musik, lagunya lagu anak kecil. Wah bikin KSBB (Kelingan Sing Biyen - Biyen) wae. Ku pikir perjalanannya masih lama, jadi aku tidur. Aku merasa aku belum tidur lama tapi udah dibangunin sama Putwi. Ternyata kami sudah sampai di Gapura Dusun Wekas pukul 20.45. kami semua turun dari bus. Udara malam itu sangat dingin. Aku langsung memakai sarung tangan dan kupluk. Aku mencari tas carrier ku. Setelah dapet aku mengambil senterku dan menggendong carrierku. Sebelum kami berjalan ke tempat Mbah Yoso (juru kunci Merbabu), kami berdoa terlebih dahulu.
Pukul 20.55 kami berjalan menuju rumah Mbah Yoso. Jalan yang kami lewati menanjak. Kami melewati rumah penduduk. Pukul 09.30 aku tiba di Gapura bertuliskan “Jalur Pendakian Wekas”. Aku melewati gapura itu dan menyusuri hutan pinus. Malam itu hutan tampak begitu sunyi dan gelap. Jalur yang aku lewati terus menanjak seperti nggak ada jalan yang datar. Nafasku mulai tersengal – sengal. Tapi aku harus kuat agar sampai di tempat Mbah Yoso. Ketika melewati rumah penduduk, aku mendengar suara orang memutar musik dangdut malam – malam. Perjalanan menuju tempatnya Mbah Yoso cukup jauh. Akhirnya sekitar pukul sebelas aku sampai di tempatnya Mbah Yoso. Aku masuk ke rumahnya Mbah Yoso dan menaruh carierrku. Lega rasanya telah sampai di tempat Mbah Yoso. Bajuku basah karena keringat dan juga kerudungku basah. Aku mencari Putwi dan kami saling bertukar cerita tentang perjalanan yang telah kami lewati. Di tempat Mbah Yoso kami semua makan malam. Setiap peserta mengumpulkan mie instan yang telah dibawa. Aku makan bersama Putwi. Selesai makan aku mencuci nasting. Setelah itu kami berkumpul di depan rumah Mbah Yoso karena perjalanan mendaki gunung akan segera dimulai. Sebelum mendaki gunung, kami dibagi menjadi 6 kelompok. Aku dapet kelompok 2 yang anggotanya ada enam orang. Aku, Beti (TGB B), Veli (GP B), Reno (TPMP), Rizki (GP B), dan Eko (GP B). Ketua kelompok kami adalah Reno. Pendamping kami adalah Mbak Maryam. Cuma Mbak Meri tok pendampingnya, soalnya pendamping yang satunya malah udah naik duluan. Semua peserta telah mendapatkan kelompoknya dan langsung berbaris sesuai kelompoknya. Pak Kijo selaku pembimbing SHC memberikan pengarahan kepada kami semua.
23 September 2012
Pukul 13.15 kelompokku berangkat setelah kelompok 1 berangkat. Jalan yang kami lewati menanjak dan berbatu. Kami melewati beberapa rumah penduduk. Mataku bergerak ke kanan dan ke samping mencari tanda panah SHC. Akhirnya kami menemukan tanda panah “Ke Merbabu” tapi bukan tanda dari SHC. Kami mengikuti arah tanda itu. Jalan yang kami lewati semakin menanjak dan pada pukul 00.43 kami berhenti untuk istirahat. Menghirup oksigen sepuas – puasnya dan mengatur pernapasan. Perjalanan kami lanjutkan kembali. Pukul 01.00 kami istirahat sambil menunggu kelompok 1. Tempat kami beristirahat bisa dibilang kurang nyaman karena kemiringannya cukup tajam sehingga kami harus berhati – hati agar tidak terperosot. Mataku serasa udah nggak mau melek. Pengen tidur rasanya tapi Mbak Meri bilang jangan tidur ntar ndak males buat jalan. Akhirnya pada pukul 01.30 kami tiba di pos 1. Pos ini yang jaga Mas Ath. Kami berbaris dengan rapi di depan Mas Ath. Udara saat itu sangat dingin hingga kakiku gemetar kedinginan. Di pos 1 kami diberi pertanyaan “dimana arah utara?” kami berpikir sejenak. Hanya aku seorang yang menjawab arah utara berbeda dari yang lain, WOW... karena kami kurang yakin dengan jawaban kami, akhirnya pertanyaan itu dijadikan PR untuk dipikirkan dalam perjalanan ke Pos 2. Di Pos 1 kami juga menandatangi sebuah pernyataan.
Pukul 01.46 kami melanjutkan perjalanan ke Pos 2. Dalam perjalanan kami berhenti sejenak untuk memikirkan PR dari Mas Ath. Aku memandang langit memperhatikan rasi bintang. Malam itu bintangnya indah, bertaburan di langit memancarkan sinarnya yang terang. Akhirnya kami sepakat arah utara adalah arah yang aku tunjuk tadi. Kami kembali berjalan melewati jalan setapak. Di sekeliling jalan itu hanya ada rumput dan pepohonan. Pukul 02.12 kami tiba di Pos 2. Pos itu dijaga Mbak Checen, Mas Munir, dan satu orang lagi yang nggak aku tahu siapa dia. Di Pos 2 materinya kode etik pecinta alam. Kami bisa menyebutkan apa saja kode etik pecinta alam. Sebelum kami melanjutkan perjalanan ke pos 3, kami mendapat pesan dari pos 2 untuk mengucapkan Assalamualaikum buat kakak – kakak yang jaga di Pos 3. Kami pun melanjutkan perjalanan kembali.
Pukul 02.40 kami tiba di Pos bayangan. Pos bayangan dijaga oleh Mas Dayat dan Mbak Deci. Tapi Mbak Deci tidur, zzz... Di pos bayangan ada teman kami yang sakit. Mbak Meri pun beraksi menolong teman kami. Kami hanya singgah sebentar di pos bayangan. Perjalanan kami lanjutkan. Di perjalanan kami sering berhenti karena Beti nggak kuat. Dia nyampe pakai gas oksigen karena sesak.
Pukul 03.00 kami tiba di pos 3. Pos itu dijaga oleh Mbak Lusi dan Mas Ridhox. Kami menyampaikan salam dari pos 2. Di pos ini materi yang disampaikan adalah janji bakti. Sebelum kami meninggalkan pos ini kami diberi pesan “salam buat Mas Bepe dan Mbak Ria” sayangnya temanku Beti nggak bisa ikut melanjutkan perjalanan. Dia tinggal di Pos 3 karena udah nggak sanggup berjalan. Kami berangkat ke pos 4. Di jalan aku udah mulai ngerasa lemas. Nafasku sesak sehingga aku harus memakai gas oksigen. Perjalanan yang kami lalui menurutku cukup berat karena jalannya nanjak.
Pukul 03.50 kami tiba di Pos 4. Disana Mbak Ria dan Mas Bepe sudah menunggu kedatangan kami. Kami menyampaikan pesan dari pos 3. Kami ditanya apakah anggota kelompok kami masih lengkap, tentunya kami menjawab tidak lengkap. Di pos 4 ada api unggunnya dan aku memilih duduk di dekat api karena tubuhku udah kedinginan. Materi di pos ini, kami diberi pertanyaan motivasi kami mengikuti diksarlam. Habis itu Mas Bepe memberikan beberapa patah kata. Aku tertidur ketika Mas Bepe berbicara dan aku juga nggak tau apa yang dibicaraiin. Aku bangun dari tidurku yang sangat singkat, rasanya aku udah nggak kuat buat melanjutkan perjalanan ke pos 2 umum. Tapi aku berpikir, ahh... aku nggak boleh berhenti di pos ini. Aku harus tiba di pos terakhir. Tinggal satu pos lagi, pokoknya aku harus bisa. Dengan tekad yang kuat aku ikut melanjutkan perjalanan.
Baru beberapa saat berjalan aku minta berhenti karena nafasku nggak kuat. Aku mengatur nafasku. Dalam hatiku aku bilang AKU KUAT, AKU KUAT! Ini sebuah sugesti buat diriku. Katanya sugesti di gunung itu berpengaruh. Perjalanan ke pos 2 umum tak kiraiin Cuma deket. Tapi ternyata nggak seperti yang ku pikirkan. Jalannya nggak ada yang datar, naik terus. Kaki ku seperti nggak kuat menahan tubuhku, pundakku terasa nyeri karena tas carrier ku cukup berat. Aku meminta berhenti dan menghirup gas oksigen lagi. 1 tabung gas oksigen telah habis, maka ganti yang lain. Untung bawanya nggak cuma satu. Setelah menghirup gas oksigen pernapasanku kembali lancar. Di perjalanan kami mendengar adzan Subuh berkumandang. Kami berhenti sejenak sambil beristirahat. Aku mengeluarkan coklat dari kantong celanaku. Aku makan coklat itu, coklat itu beku tapi enak. Perjalanan ke pos 2 umum seperti tidak ada ujungnya. Aku udah nggak kuat tapi aku memaksakan untuk kuat.
Tekadku untuk tetap berjalan ke pos 2 umum akhirnya membuahkan hasil. Pukul 05.15 kami tiba di pos 2 umum. Di sana sudah ada kelompok 1, para penggembira, dan nggak tau yang lainnya. Aku taruh tas carrier ku di atas tanah. Aku lepasin sarung tangan yang basah. Udara pagi itu sangat dingin. Akhirnya aku tetap pakai sarung tanganku yang basah. Habis itu aku ganti kerudung soale kerudung yang tak pakai juga basah. Aku lihat di atas ada api unggun. Aku pergi ke arah api unggun itu. Di sana ada beberapa kakak kelas GP. Aku permisi buat numpang menghangatkan badan. Badanku lumayan hangat. Dari atas aku melihat beberapa kelompok yang lain udah sampai di pos 2 umum. Syukurlah J Sebelum aku kembali kepada teman – temanku, aku pergi ke suatu tempat di pinggir jurang. aku lihat pemandangan dari tempat itu. Subhanallah pemandangan yang luar biasa indah. Aku melihat gunung sumbing yang masih berselimutkan awan. Tebing yang ada di sebelah kiriku bersinar memantulkan cahaya matahari. Di sebelah kananku ada bungan edelweiss. Tapi sayang, bunga itu di tepi tebing yang letaknya cukup jauh dariku. Aku hanya bisa memandang bunga itu. Aku memandang ke bawah, serasa aku pengen terbang bebas dari tempat itu. Aku kembali ke area teman – teman. Aku sarapan pagi dengan mie yang aku minta dari kelompoknya Hestin dan Agnum.
Pukul 07.00 semua peserta melakukan senam pagi. Aku lepas jaketku, jam, tangan, dan sarung tangan. Dinginnya, tapi untungnya matahari segera muncul menghangatkan tubuhku. Setelah senam, kami duduk bersama kelompoknya membentuk lingkaran. Kami mendapatkan tugas untuk mencari bahan makanan yang dapat dimakan. Kami diberi waktu beberapa menit untuk mencari tanaman yang bisa dimakan. Aku dapet rumput sama daun tanaman. Setelah semua kelompok dapet tanaman yang bisa dimakan, kami duduk melingkar kembali. Kami mempresentasikan tanaman yang kami dapat. Aku ngakak waktu presentasi, aku bilang “hewan aja mau makan rumput masa manusia nggak?” aku memakan rumput itu. Itu pertama kalinya dalam hidupku aku makan rumput. Rasanya pahit - pahit gimana gitu. Selesai presentasi kami disuruh makan yang namanya mie kehidupan. Jadi mie nya itu dibuat dari mie instan dicampur energen, tela, roti, dan lain – lain. Sumpah rasanya manis – manis aneh lah. Mana itu makannya disuapin sesendok penuh.
Pukul 09.30 kami berjalan ke sebuah tempat untuk pelantikan. Tempatnya ternyata tempat yang aku datengin sebelumnya. Kabut udah mulai menutupi tepi jurang itu. Sebelum pelantikan dimulai kami diberi slayer warna hitam. Slayer itu menandakan anggota muda SHC. Aku dilantik oleh Mas Black, disriam pakai air kembang lalu aku ucapkan janjiku ke SHC dalam hati dan ku cium bendera SHC. Setelah semua peserta dilantik, kami menutup mata kami dan wajah kami diberi coret – coretan warna hitam. Alhamdulillah katanya temenku coretan di wajahku tidak banyak. Coretan itu tidak boleh dihapus nyampe tiba di basecmap Mbah Yoso. Setelah acara pelantikan, kami semua packing bersiap – siap untuk turun. Sebelum turun, aku, Putwi, dan Rahman mencari buah beri berwarna ungu kehitam – hitaman. Habis itu aku istirahat sebentar sambil memandang langit. Awan terasa hanya beberapa meter tingginya. Gerakan awan juga terlihat cepat. Setelah kami semua siap untuk turun, tak lupa kami mengabadikan momen ini. Kami berfoto. Kemudian kami turun meninggalkan Pos 2 umum.
Aku meninggalkan Pos 2 pada pukul 11.00. sedih rasanya meninggalkan pos itu. Aku berjalan bareng Putwi, Beti, Rina. Tapi Putwi akhirnya duluan. Aku hanya berjalan santai saja sambil menikmati pemandangan. Perjalanan turun cukup menantang karena aku harus berhati – hati supaya tidak terpeleset. Aku meninggalkan Rina dan Beti. Aku berjalan seorang diri tanpa tau jalannya. Sewaktu turun aku pakai masker soalnya debunya banyak. Aku menikmati berjalan sendiri. Akhirnya aku mendapat teman perjalanan. Aku turun bareng Heni, Mas Aziz, dan temen yang lainnya. Sampai di pos 1 kami berhenti untuk minum air. Habis itu melanjutkan perjalanan ke basecamp Mbah Yoso. Sedih rasanya meninggalkan Merbabu. Aku pengen naik lagi!
Sekitar pukul 14.00 lebih aku tiba di basecamp. Aku beristirahat sejenak kemudian ganti baju karena bajuku udah basah keringat. Coretan muka di wajahku luntur, yaudah deh aku coret pakai angus pantat ketel. Di basecamp kami semua makan. Makanan yang tak makan itu telur sama sayur yang ada tempenya. Habis itu aku istirahat sebelum acara sarasehan. Sekitar pukul 4 kurang aku berjalan ke sebuah di TK di utara rumah Mbah Yoso untuk sarasehan. Kami membentuk lingkaran dan menyampaikan evaluasi, kritik, dan saran acara diksarlam. Acara sarasehan pun berakhir. Aku kembali ke rumah Mbah Yoso dan mulai menggendong tas carrierku lagi. Kami berkumpul di depan rumah Mbah Yoso sebelum turun. Aku dapet stiker diksarlam SHC. Habis itu aku berjalan turun bersama Putwi dan Vero. Kami melewati jalan yang sama seperti sebelumnya. Saat perjalanan turun, tiba – tiba Agnum lupa sepatunya. Yaudah deh dia balik lagi ke rumah Mbah Yoso dianter Mas Dayat. Aku melanjutkan perjalananku. Dari atas ada kakak kelas yang turun bawa motor dan nawarin tebengan tapi aku nolak. Akhirnya Vero yang nebeng kakak kelas itu. Aku berjalan berdua sama Putwi. Kami saling bergandengan tangan agar langkah kami sama. Perjalanan itu cukup jauh, tapi akhirnya aku nyampe di gerdu tempat bus menunggu kedatangan kami. Aku naik ke bus dan memilih tempat di depan. Aku duduk di atas carrier. Aku nggak sadar selama perjalanan dari Jateng ke Jogja aku tidur. Bangun – bangun udah sampai di depan Auditorium Stembayo sekitar pukul 20.00. Aku turun dan mencari carrierku. Setelah dapet, aku ke basecamp SHC ngambil tas sekolahku. Malam itu aku dijemput sama ibunya Mbak Cecen. Aku pulang ke rumah dan rasanya lega nyampe di rumah kembali. Tak lupa aku mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, soale aku udah diberi kesempatan untuk ikut diksarlam SHC 2012. Banyak banget pengalaman yang aku dapet dari kegiatan itu. Yang jelas pengalaman yang berkesan dan nggak akan aku lupakan.
Keyword:
DIKSARLAM SHC,SHC,pengalaman naik gunung,merbabu,gunung merbabu,pos 2 merbabu,pos II merbabu,POS II Merbabu via wekas,merbabu wekas,merbabu via wekas,pelantikan shc,stembayo hiking club,SHCjogjakarta pelantikan,anggota muda SHC,pecinta alam ,pelantikan shc,pelantikan anggota muda pecinta alam,pendakian masal ke merbabu,pendakian massal ke merbabu via wekas,Stembayo Hiking club,Pecinta alam smk n 2 depok,stembayo,SMK N 2 Depok Sleman pecinta alam.
Sumber : (Marita/KA/2016) http://greeting-smiling.blogspot.com/
Categories:
PROGRAM KERJA dan KEGIATAN